Kami
sekedar mengajak anda membayangkan satu hal. Andai saja maulid nabi
tidak ada, atau lebih tepatnya ditiadakan sejak 50 tahun yang lalu,
mungkin kita akan bertanya-tanya, siapa Muhammad itu? Jawaban yang
kemudian muncul adalah, tentu saja dia adalah nabi kita sebagaimana
tercantum dalam kalimat syahadat yang kita ucapkan
50 tahun kemudian…
Anak cucu kita mungkin akan bertanya
lagi, siapa Muhammad itu, kok kita disuruh ngikuti dia terus?
(pertanyaan yang mulai kurang sopan) apa sih istimewanya dia? Bukankah
akan lebih simple kalau kita melihat tokoh-tokoh kita yang bisa secara
langsung kita saksikan. Toh mereka juga orang baik kok. Sama seperti
Muhammad
Pendeknya, semakin lama orang makin
tidak tahu dan makin bingung dengan nama yang telah menjadi syarat
mutlak keislaman mereka. Ketidak tahu menahuan ini ketika ditanggapi
dengan jawaban : “ah, dia itu cuma manusia biasa seperti kita. Beda
kita sama dia hanya masalah dia dapat wahyu dan kita tidak. Itu saja.
Tak lebih.” maka akan menimbulkan berbagai informasi yang simpang siur, bahkan cenderung menyesatkan
Namun untunglah, apa yang baru saja
kita bayangkan hingga detik ini tidak terjadi. Pelarangan, yang saya
sebut saja sebagai teror maulid dari najed, selalu mengalami kegagalan.
Banyak yang mencoba, tapi tak satu pun yang benar-benar berhasil.
Alhamdulillah ala hadzihin ni’mah
Semenjak diadakannya acara maulid nabi,
tak satu pun para ulama melarangnya atau memasukkannya dalam kategori
bid’ah dholalah. Bahkan banyak dari mereka yang merestui bahkan banyak
di antara mereka yang menyusun kitab maulid
Maulid baru dipermasalahkan, ketika
muncul Muhammad bin Abdul Wahab dari Najd, yang telah diisyaratkan oleh
nabi sebagai bangkitnya tanduk syetan. Itulah mengapa penulis
menyebutnya dengan istilah “Teror Maulid Dari Najed”
Adapun strategi yang mereka lancarkan untuk menteror maulid adalah dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Memaksakan faham bahwa semua bid’ah,
tanpa terkecuali adalah sesat dengan mengabaikan pendapat para ulama
besar yang membagi bid’ah menjadi hasanah/mahmudah dan
sayyi’ah/madzmumah. Maulid harus dihukumi bid’ah dholalah. Harus berdosa
dan harus di neraka
2. Pembunuhan karakter terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Hal ini dilakukan dengan :
a. Menanamkan pemahaman bahwa Muhammad
adalah manusia biasa yang dapat wahyu. Tak lebih dari itu. Mengenai hal
ini, sebenarnya alqur’an juga telah menceritakan kekurang ajaran kaum
nabi Nuh yang mengatakan, “Nuh itu cuma manusia biasa, yang ingin kita
agung-agungkan. Bila Allah mau, dia bisa saja menurunkan malaikat kepada
kita.”
ما هذا إلا بشر مثلكم يريد أن يتفضل عليكم ولو شاء الله لأنزل ملائكة ما سمعنا بهذا في آبائنا الأولين
Memang benar, Allah subhanahu wa ta’ala
menyatakan : qul innama ana basyarun mitslukum. Katakan Ya Muhammad :
aku ini hanya manusia seperti kalian.. namun tak satupun sahabat maupun
tabi’in yang berkata : IN ANTA ILLA BASYARUN MISLUNA atau IN HUWA ILLA
BASYARUN MITSLUNA. Hai Muhammad, kamu cuma manusia seperti kami, atau
dia cuma manusia biasa seperti kita
b. Melarang sebutan sayyidina. Dalam
bahasa indonesia, Sayyidina biasa diartikan sebagai Baginda Rasulullah.
Dalam bahasa jawa, sering disebut dengan Kanjeng Nabi atau Kanjeng
Rosul. Terlepas dari segala kontroversi dalam hal ini, perlu diingat,
bahwa tatakrama terhadap baginda nabi sangat penting untuk diperhatikan,
sekalipun beliau shallallahu alaihi wasallam berada di alam kubur
3. Melarang memuji dan menyebut-nyebut keagungan pribadi Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dengan dalih supaya nabi tidak
dipertuhankan seperti Nabi isa alaihis salam. Alhamdulillah, berkat
bimbingan para ulama salaf, hingga hari ini tak ada seorang muslim pun
yang mempertuhan nabi, sekalipun menyanjung dan mengidolakan beliau
4. Berusaha membodohi umat dengan membuat rumus lau kana khoiron lasabaquna ilaihi.
Ada contoh dari nabi = kebaikan. Tidak ada contoh persis dari nabi =
kejahatan. Alangkah lebih bijak bila kita pakai rumus, sesuatu yang
dicontohkan nabi adalah kebaikan. Bila tidak ditemukan contoh dari nabi,
kita tinjau kembali. Bila didalamnya terdapat banyak kebaikan yang
dianjurkan dalam syari’at seperti membaca sholawat, dzikir dan majelis
ilmu sudah tentu sangat baik. Adapun bila di dalamnya terdapat berbagai
kemungkaran, seperti takfir, ghibah dan upaya teror terhadap umat, maka
jelas sesat dan menyesatkan
5. Setelah strategi nomor 1 hingga nomor 4 gagal, mereka melancarkan serangan kelima dengan tuduhan yang jauh dari akhlaq dan ilmu
seperti, penyembahan kepada nabi, upaya mengeruk keuntungan finansial
hingga masalah makanan yang disedekahkan dalam acara-acara maulid
Pada akhirnya, bagi anda yang gemar
mengikuti majelis maulid, tetaplah semangat. Jangan takut! Allah dan
Rasul-Nya meridhoi apa yang anda lakukan. Ulama dan para salaf berbaris
mendukung anda
Semoga kita senantiasa istiqomah di
atas sunnah nabawiyah, meniti manhaj salaf, serta tegar dalam menghadang
ahli bid’ah dholalah seperti wahabi, LDII, syi’ah, ahmadiyah wa alihi
washohbihi ajma’in
Oleh: Abi Awadh Naufal
Seorang Muslim Yang Belajar Islam Langsung Dari Al-Qur'an Dan Hadits Pastilah Seorang Ahli Bid'ah Sayyi'ah. Sebab Rasulullah Telah Berwasiat untuk Berpegang Teguh Pada Alqur-an dan As-Sunnah Dengan Mengikuti Pemahaman Para Sahabat, Tabi'in, Tabi'ittabi'in. Bukan Pemahaman Diri Sendiri. Dan Beruntunglah Yang Bermadzhab Hanafi, Maliki, dan Syafi'i Yang Merupakan Imam Dari Kalangan Tabi'in dan Tabi'ittabi'in
No comments:
Post a Comment