Berikut ini bukti kedustaan seorang ulama yang menjadi panutan
dan rujukan kaum wahhabi-salafi, murid dari Ibnu Taimiyyah yaitu Ibnul
Qayyim yang telah dengan jelas melakukan kedustaan atas nama al-Hafidz
al-Baihaqi :
Ibnul Qayyim mengatakan
“ Pendapat imam muslimin yang dijuluki Penerjemah lisan al-Quran yaitu
Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma: telah disebutkan oleh imam
Baihaqi tentang firman Allah Ta’aala :
الرّحْمٰنُ عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى
“ Ar-Rahman beristiwa di Arsy “ (QS. Thaha : 5)
Ibnu Abbasmenafsirkannya : “ Istaqarra / bersemayam “.[1]
Benarkah pengakuan Ibnul Qayyim tersebut ? Sekarang kita tengok
langusng kitab al-Asmaa wa ash-Shifat imam al-Baihaqi, bagaimanakah
komentar imam al-Baihaqi sendiri tentang riwayat sayyidina Abdullah bin
Abbas tersebut ? kita simak scan redaksinya berikut :
“….Riwayat tersebut (yang mengatakan Abdullah bin Abbas menafsirkan istiwa dengan bersemayam) adalah mungkar …“.[2]
Imam al-Baihaqi memang menukil riwayat itu, tapi setelahnya beliau
mengomentarinya bahwa riwayat itu mungkar dan tak layak dinisbatkan
kepada Ibnu Abbas. Namun kenapa oleh Ibnul Qayyim komentar beliau
tersebut tidak diikut sertakan dalam nukilannya dikitabnya Ijtima’
al-Juyusy ?? seolah-olah imam Al-Baihaqi menerima riwayat tersebut,
padahal beliau menolaknya. Dan nukilan Ibnul Qayyim ini banyak dinukil
pula oleh ulama wahabi setelahnya.
Sikap curang seperti ini pun terwariskan oleh para ulama wahabi
setelahnya, di antaranya syaikh at-Tuwaijari di dalam menukil kalam imam
Ibnu Hajar tentang hadits Khalqi Adam, dalam kitabnya, at-Tuwaijari
tidak jujur menampilkan ucapan al-Hafidz Ibnu Hajar secara lengkap
sebagaimana dilakukan Ibnul Qayyim di atas, bahkan Albani pun mencela
perbuatan at-Tuwaijari tersebut dan mengatakan ia telah memanipulasi
ucapan Ibnu Hajar, dan Albani mengatakan bahwa bukan hanya di situ saja
at-Tuwaijari melakukan penipuan dan kecurangannya bahkan di kitab-kitab
lainnya pun tidak lepas dari penipuan, perhatikan ucapan Albani tersebut
:
“ Dalam kesempatan ini aku katakan : Sungguh telah berbuat buruk
syaikh at-Tuwaijari terhadap akidah dan sunnah yang sahih secara
bersamaan dengan karya tulisnya yang ia namai “ Aqidah ahli iman fii khlaqi Adam ‘alaa shuratir Rahman “, karena
akidah itu tidak boleh kecuali harus dengan hadits yang sahih..”
kemudian Albani mengatakan setelahnya : “ Bagaimana at-Tuwaijari
mensahihkan hadits itu, sedangan ia tahu bahwa Ibnu Luhai’ah adalah
seorang rawi yang dhaif, dsamping itu at-Tuwaijari telah mendistorsi
tautsiqnya (pada halaman 27) walaupun dengan merubah ucapan para ulama
hafidz hadits dan memotong ucapa mereka. Dia (at-Tuwaijari) berkata : “
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata di dalam kitab at-Taqrib : “ Dia adalah shaduq “, sedangkan di tidak menampilkan ucapan Ibnu Hajar secara lengkapnya berikut : “ Ia mengalami kesalahan setelah kitabnya terbakar, sedangkan riwayat Ibnul Mubarak dan Ibnu Wahb lebih adil lainnya “,
Hadits ini bukanlah dari riwayat salah satunya, apa yang pantas disebut
bagi orang yang menukil ucapan secara sepotong-potong dan
menyembunyikan sebagian yang lainnya ? perbuatan at-Tuwaijari semacam
ini sangat banyak tidak cukup menjelaskannya di ta’liq ini “.[3]
Demikianlah para ulama wahabi melakukan kecurangan dan penipuannya
mulai dari ulama terdahulunya yang menjadi panutan di kalangan wahabi
hingga sampai ulama kontemporernya, demi menyebarkan doktrin
menyimpangnya. Naudzu billahi min dzaalik…
Kerap kali ditemukan bukti-bukti ulama wahabi melakukan penipuan dan
kecurangan di dalam beristidal,berargumentasi dan berhujjah dalam
kitab-kitabnya. Ada yang memelintir atau memanipulasi ucapan para ulama
Ahlus sunnah untuk dipaksakan sesuai dengan keinginan nafsunya, ada yang
mereduksi dan memotong ucapan para ulama, ada pula yang mendistorsinya
bahkan berdusta atas nama Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam atau para
sahabat. Allah al-Musta’aan..
Saya tidak tahu apakah berdusta dan menipu itu diwajibkan dalam ajaran
mereka atau memang mereka sengaja melakukan itu tanpa rasa takut kepada
Allah sama sekali dalam dada mereka.
Semoga kita selalu istiqamah menjalankan manhaj para ulama salaf dan
memberantas bid'ah-bid'ah dholalah para pelaku bid'ah seperti wahabi,
syi'ah dan lainnya..
No comments:
Post a Comment