Posted on April 9, 2013 by A Nizami
Buat para penggemar berita arrahmah.com
dan voa-islam.com Kalau saya bilang website di atas garbage/sampah tentu
anda tidak terima. Tapi ada baiknya anda coba google dari Media lain
seperti Republika.co.id, Mirajnews, Radio Silaturrahim, dsb. Kira2 ada
tidak berita “bombastis” seperti dari situs tsb? Kalau tidak ada jangan
percaya begitu saja. Khawatirnya cuma fitnah dan hasutan belaka untuk
membuat kita marah dan menzalimi satu kaum… Mengadu-domba sesama Muslim.
Asbabun Nuzul
dari Al Hujuraat 6 meminta kita mewaspadai berita dari orang2 fasiq.
Orang fasiq di situ, Walid bin Uqbah, itu bukan orang kafir. Tapi justru
mukmin kepercayaan Nabi. Dia dipercaya Nabi memungut zakat satu kaum yg
nilainya milyaran rupiah. Tak mungkin tugas memungut uang banyak
diserahkan kepada orang yg tak dipercaya bukan?
Nah ternyata orang yang kita percaya Mukmin terpercaya itulah Orang Fasiqnya.
Sementara Harits dan kaumnya yang
difitnah itu justru orang2 yang kafir dan baru masuk Islam. Sehingga
banyak orang Islam, termasuk Walid mengira mereka masih kafir dan ingin
membunuhnya.
“Hai orang-orang yang beriman,
jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]
Imam Ahmad dan lain-lainnya
mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang Jayyid melalui
Harits bin Dharar Al Khuza’i yang telah menceritakan, “Aku datang menghadap kepada Rasulullah saw. lalu beliau mengajakku masuk Islam, lalu aku menyatakan diri masuk Islam di hadapannya. Dan beliau menyeruku untuk mengeluarkan zakat, maka aku berikrar kepadanya akan mengeluarkan zakat, lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah! Bolehkah aku kembali kepada kaumku, aku akan ajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Maka barang siapa yang memperkenankan hal itu aku akan mengumpulkan harta zakatnya, lalu engkau mengirimkan utusanmu kepadaku dalam jangka waktu yang cukup supaya orang tersebut dapat membawa semua harta zakat yang telah aku kumpulkan kepadamu.’” Setelah Harits berhasil mengumpulkan harta zakat kaumnya, waktu yang telah dijanjikan telah tiba, ternyata Rasulullah saw tidak mengirimkan utusannya. Setelah ditunggu-tunggu ternyata tidak juga muncul, maka Harits menduga bahwa Rasulullah saw. marah terhadap dirinya; lalu ia mengumpulkan semua orang-orang kaya kaumnya, dan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Rasulullah saw. dulu telah menentukan waktu untuk mengirimkan utusan kepadaku supaya mengambil zakat yang berhasil aku kumpulkan ini. Aku yakin bahwa Rasulullah tidak akan menyalahi janjinya, menurut dugaanku tiada yang menghalangi beliau untuk datang kepadaku melainkan beliau marah kepadaku. Maka sekarang marilah kita berangkat untuk menyerahkannya langsung kepada Rasulullah saw.” Pada saat bersamaan Rasulullah saw. mengirim Walid bin Uqbah untuk mengambil harta zakat yang ada pada Harits. Hanya saja ketika Walid sampai di tengah jalan, ia kembali lagi menghadap Rasulullah saw. dan melapor, “Sesungguhnya Harits menolak untuk membayarkan zakatnya kepadaku, bahkan dia hampir saja membunuhku.” Maka Rasulullah saw. kembali membentuk utusannya yang baru untuk dikirimkan kepada Harits. Tetapi ketika para utusan itu baru keluar dari Rasulullah, tiba-tiba datanglah Harits bersama dengan teman-temannya dan berpapasan dengan para utusan itu. Lalu Harits bertanya kepada mereka, “Hendak ke manakah kalian diutus?” Mereka menjawab, “Kami diutus untuk menemuimu.” Harits kembali bertanya, “Mengapa?” Mereka berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw. telah mengutus kepadamu Walid bin Uqbah, lalu ia melaporkan bahwa kamu tidak mau membayar zakat kepadanya dan bahkan kamu hendak membunuhnya.” Harits berkata, “Tidak, demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan membawa perkara yang hak, aku tidak pernah melihatnya dan belum pernah pula aku kedatangan dia.” Ketika Harits datang menghadap Rasulullah saw. lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Kamu tidak mau membayar zakat, dan bahkan kamu bermaksud untuk membunuh utusanku.” Harits menjawab, “Tidak, demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan membawa perkara yang hak.” Maka ketika itu juga turunlah firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita…” (Q.S. Al Hujurat, 6) sampai dengan firman-Nya, “Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Al Hujurat, 8) Rijal (para perawi) hadis ini semuanya terdiri dari orang-orang yang tsiqah (dapat dipercaya). Imam Thabrani telah mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui hadis Jabir bin Abdullah, Alqamah bin Najiyah dan Umu Salamah. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis serupa melalui jalur Al Aufi yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a.
Harits bin Dharar Al Khuza’i yang telah menceritakan, “Aku datang menghadap kepada Rasulullah saw. lalu beliau mengajakku masuk Islam, lalu aku menyatakan diri masuk Islam di hadapannya. Dan beliau menyeruku untuk mengeluarkan zakat, maka aku berikrar kepadanya akan mengeluarkan zakat, lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah! Bolehkah aku kembali kepada kaumku, aku akan ajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Maka barang siapa yang memperkenankan hal itu aku akan mengumpulkan harta zakatnya, lalu engkau mengirimkan utusanmu kepadaku dalam jangka waktu yang cukup supaya orang tersebut dapat membawa semua harta zakat yang telah aku kumpulkan kepadamu.’” Setelah Harits berhasil mengumpulkan harta zakat kaumnya, waktu yang telah dijanjikan telah tiba, ternyata Rasulullah saw tidak mengirimkan utusannya. Setelah ditunggu-tunggu ternyata tidak juga muncul, maka Harits menduga bahwa Rasulullah saw. marah terhadap dirinya; lalu ia mengumpulkan semua orang-orang kaya kaumnya, dan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Rasulullah saw. dulu telah menentukan waktu untuk mengirimkan utusan kepadaku supaya mengambil zakat yang berhasil aku kumpulkan ini. Aku yakin bahwa Rasulullah tidak akan menyalahi janjinya, menurut dugaanku tiada yang menghalangi beliau untuk datang kepadaku melainkan beliau marah kepadaku. Maka sekarang marilah kita berangkat untuk menyerahkannya langsung kepada Rasulullah saw.” Pada saat bersamaan Rasulullah saw. mengirim Walid bin Uqbah untuk mengambil harta zakat yang ada pada Harits. Hanya saja ketika Walid sampai di tengah jalan, ia kembali lagi menghadap Rasulullah saw. dan melapor, “Sesungguhnya Harits menolak untuk membayarkan zakatnya kepadaku, bahkan dia hampir saja membunuhku.” Maka Rasulullah saw. kembali membentuk utusannya yang baru untuk dikirimkan kepada Harits. Tetapi ketika para utusan itu baru keluar dari Rasulullah, tiba-tiba datanglah Harits bersama dengan teman-temannya dan berpapasan dengan para utusan itu. Lalu Harits bertanya kepada mereka, “Hendak ke manakah kalian diutus?” Mereka menjawab, “Kami diutus untuk menemuimu.” Harits kembali bertanya, “Mengapa?” Mereka berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw. telah mengutus kepadamu Walid bin Uqbah, lalu ia melaporkan bahwa kamu tidak mau membayar zakat kepadanya dan bahkan kamu hendak membunuhnya.” Harits berkata, “Tidak, demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan membawa perkara yang hak, aku tidak pernah melihatnya dan belum pernah pula aku kedatangan dia.” Ketika Harits datang menghadap Rasulullah saw. lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Kamu tidak mau membayar zakat, dan bahkan kamu bermaksud untuk membunuh utusanku.” Harits menjawab, “Tidak, demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan membawa perkara yang hak.” Maka ketika itu juga turunlah firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita…” (Q.S. Al Hujurat, 6) sampai dengan firman-Nya, “Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Al Hujurat, 8) Rijal (para perawi) hadis ini semuanya terdiri dari orang-orang yang tsiqah (dapat dipercaya). Imam Thabrani telah mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui hadis Jabir bin Abdullah, Alqamah bin Najiyah dan Umu Salamah. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis serupa melalui jalur Al Aufi yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a.
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2011/10/04/mewaspadai-berita-di-media-massa/
Contoh berita yang aneh dari Media Wahabi di atas misalnya ini:
Di satu berita katanya Assad mengaku
sebagai Tuhan seperti Fir’aun. Memaksa orang menyembah Assad dan
berkata: “Laa ilaaha illa Assad”. Tidak ada Tuhan selain Assad:
Anehnya di Media yang sama dimuat berita
dan Foto Bashar Assad sedang sholat Ied di Masjid Sunni dgn cara Sunni.
Di sampingnya adalah Ulama Sunni, Syekh Ahmad Hassoun yang puteranya
tewas dibunuh pemberontak Suriah:
Di Media lain juga diberitakan Bashar Assad sedang sholat:
Presiden Assad Shalat Ied di Damascus
Kira-kira masuk akal tidak jika Assad
mengaku Tuhan dan memaksa rakyatnya untuk berkata “Laa ilaaha illa
Assad”? Apa rakyatnya tidak akan berontak? Apa para Ulama Aswaja seperti
Syekh Al Buthi dan Syekh Ahmad Hassoun tidak akan marah padanya?
Jika Assad mengaku sebagai Tuhan, kenapa dia masih sholat?
Orang yang berpikiran sehat dan memiliki keadilan tentu akan paham bahwa berita itu tidak benar.
Salah satu dari 2 berita di Voa Islam itu pasti ada yang salah.
Fitnah satu lagi adalah bahwa Khaddafi mengaku sebagai Tuhan seperti FIr’aun. Fitnah yang klise!
Padahal Khaddafi ini Muslim Sunni (Maliki) dan masih sholat. Bahkan sebagai Imam!
K. H. Muhammad Arifin Ilham Alhamdulillah,
sudah 3 X ke Libya, & 2 X sholat berjamaah di lapangan Moratania
& Lapangan Tripoli sholat berjamaah yg dihadiri 873 ulama seluruh
dunia & rakyat Libya, dg Imam langsung Muammar Qoddafy, bacaan
panjang hampir 100 ayat AlBaqoroh, sbgn besar jamaah menangis,
sebelumnya syahadat 456 muallaf dari suku2 Afrika, & dakwah beliau
sll mengingatkan ttg ancaman Zionis & Barat, Pemimpin Arab boneka
AS, selamatkan Palestina, Afghan & Irak…inilah kesanku pd almarhum,
sahabatku FIllah.
FB Arifin Ilham Qaddafi
Dari contoh berita di atas, di mana kedua
Media tsb tidak melakukan Tabayyun thd Assad dan Khaddafi yang mereka
fitnah, kita tahu apakah mereka media yang adil atau tidak.
Dalam surat Al Hujuraat ayat 6 kita harus
tabayyun thd orang yang kita tuduh, dalam hal ini Assad dan Khaddafi.
Bukan mempercayai fitnah begitu saja.
Media Massa yang baik juga meliput dari
semua pihak yang terlibat. Cover both sides of the story. Bukan cuma
dari 1 sisi atau 1 kelompok saja.
Walhasil, Qaddafi jatuh dan diganti
dengan pemerintah Boneka AS yang bersalaman dengan Hillary Clinton.
Minyak Libya diambil perusahaan minyak AS dan Inggris:
Hillary Clinton dan dan PM Libya Abdurrahim Al Kaib http://kabarislam.wordpress.com/2013/03/27/khilafah-berdiri-di-libyaAda pun Suriah, pemerintah Boneka dengan Ghassan Hitto (Warga Negara AS) sbg Perdana Menteri sudah siap mengganti Assad yang anti AS dan Israel seperti Qaddafi:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/04/12/mujahidin-wahabi-bughot-untuk-zionis-yahudi
Pada akhirnya Wahabi menguntungkan AS dan Israel. Yahudi dan Nasrani!
Kenapa demikian?
Coba kita lihat skema di bawah:
Israel > AS > Arab Saudi > Wahabi
Israel (Lobby Yahudi) menguasai pemerintah AS. Pemerintah AS menguasai Raja Arab Saudi. Ada pun Raja Arab Saudi menggaji Ulama2 Wahabi sbg Mufti/Imam Masjid. Skema ini harusnya cukup jelas dgn gambar di bawah:
Yang orang belum sadar/paham adalah:
Arab Saudi > Wahabi > Ormas dan Media Massa “Islam” di Indonesia
Tidak semua ormas/media Islam yang mendapat dana dari Arab Saudi / Qatar otomatis jadi antek Arab Saudi>AS>Israel. Bisa jadi ada sebagian yang terpaksa karena tiada dana.
Tapi ada juga yang “bersemangat” membela
kepentingan donaturnya Arab Saudi = Kepentingan AS dan Israel dan
akhirnya menghantam musuh AS dan Israel.
Para Petinggi/Syekh/Qiyadah paham
kerjasama ini. Tapi orang-orang di bawah / grass root yang bekerja di
ormas/media “Islam” yang didanai Wahabi itu mengira mereka bekerja demi
Allah. Demi Islam. Padahal tak jarang akhirnya mereka mengkafirkan dan
membunuh sesama Muslim.
Ini seperti fenomena Dajjal. Apa yg
dikira air, ternyata api. Dan apa yg dikira api, ternyata air. Dajjal
(Yahudi) mengaku sbg Allah. Padahal bukan. Para pejuang “Islam” yg
ternyata bekerja untuk Israel (Yahudi) mengira berjuang untuk Allah.
Padahal untuk Dajjal. Mengkafirkan dan membunuh ummat Islam. Na’udzu
billah min dzalik!
Saat AS berseteru dengan Qaddafi (Libya),
Qaddafi yang Sunni dgn Mazhab Maliki dgn mudah dihantam Media Wahabi
sbg Thoghut Fir’aun musuh Allah.
Saat Suriah dan Iran yang Syi’ah
berseteru dengan AS dan Israel, segera disetel agar kebencian terhadap
Syi’ah melebihi kebencian thd AS dan Israel. Suriah dihancurkan. Israel
aman.
Syi’ah Kafir, Jahat, Kejam, begitu tulis
mereka. Para pembaca jadi ingin menggorok orang2 Syi’ah. Parahnya, ulama
Sunni Aswaja seperti Syekh Al Buthi Al-Buti dibunuh karena difitnah
sebagai Syi’ah. Ulama Sunni lainnya Syaikh Hassan Saifuddin (80 tahun)
secara brutal dipenggal kepalanya di bagian utara Kota Aleppo oleh
sekelompok militan yang dibekingi pihak asing dan menyeret tubuhnya di
jalanan. Kepalanya ditanam di menara sebuah masjid yang biasa digunakan
untuk berkhotbah. Banyak Ulama Sunni yang difitnah sebagai Syi’ah
seperti Al Buthi, Habib Rizieq Syihab, KH Said Agil Siradj, Prof Dr.
Quraisy Shihab, dsb.
Jadi Syi’ah itu kafir dan harus dibunuh
menurut mereka. Celakanya banyak juga Sunni difitnah sbg Syi’ah dan
harus dibunuh. Yahudi malah aman!
Padahal 200 Ulama dari 50 negara2 Islam
sudah sepakat bahwa Sunni dan Syi’ah adalah bagian dari Islam dan
menyeru agar hidup rukun dan damai:
Risalah Amman yang
ditanda-tangani 200 Ulama, sekarang didukung 500 Ulama dari berbagai
Dunia seperti Shaykh Al-Azhar Mohammed Sayyid Tantawi, Ayatollah
Sistani, Sheikh Yusuf Qaradawi, Mufti Mesir Ali Goma, KH Hasyim Muzadi,
Din Syamsuddin, Tuti Alawiyah, Mufti Besar Suriah Syekh Ahmad Hasoun
Syekh Al Buti, Raja Yordania, Raja Arab Saudi, Raja Bahrain, beserta 200
Tokoh Islam lainnya. Selain itu ada pula tokoh Syi’ah seperti Imam Syi’ah Ayatollah Ali Khamenei, Ahmadinejad, dan Ayatollah Ali Sistani dari Iraq:
http://ammanmessage.com/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=31
Iran pun diterima jadi anggota OKI
(Organisasi Konferensi Islam) dan orang2 Syi’ah Iran dari dulu naik haji
ke tanah suci. Kalau Jumhur Ulama di atas tidak ditaati, siapa lagi?
Ulama Wahabi?
Kalau Sunni diadu-domba dengan Syi’ah,
yang mati itu keduanya. Bukan cuma Syi’ah. Perang Iran-Iraq tahun
1980-1988 menewaskan 1 juta orang (Sunni dan Syi’ah). Perang di Suriah
menewaskan 70 ribu orang. Sekitar 15 ribu dari pihak pemerintah, 14 ribu
dari pemberontak, 41 ribu dari warga sipil. Di Libya 50 ribu orang yang
tewas. Dari tahun 1980 hingga sekarang, 2,6 juta Muslim lebih tewas
akibat ulah adu-domba Khawarij Wahabi.
Islam sejak konflik antara Khalifah Ali
dengan Mu’awiyyah terbagi 3: Sunni (Pendukung Mu’awiyyah dan yg netral),
Syi’ah (dari kata Syi’ah Ali – Pendukung Ali), dan Khawarij. Nah
Khawarij inilah yang sesat karena mengkafirkan dan membunuh sesama
Muslim. Jadi kita harus hati-hati terhadap paham Khawarij Modern yang
mengkafirkan dan membunuh Muslim. Bukannya Bidadari Surga yang ditemui
usai “Bom Syahid” di Masjid, malah Malaikat Zabaniyyah yg menyeret
ubun-ubunnya di neraka!
Tidak pantas juga
Media Islam Wahabi menuding para Ulama dari Ketua MUI, Ketua NU, Ketua
Muhammadiyyah, dsb sebagai “PEMBELA ALIRAN SESAT”:Rupanya, ada banyak tokoh yang mengklaim dirinya sebagai tokoh Islam yang membela paham sesat Syiah. Mulai dari Ketua MUI Umar Syihab, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ahmad Syafi’ie Ma’arif, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, dan sebagainya. Berikut Voa-Islam tampilkan pendapat mereka mengenai ajaran Syiah:
Ulama itu adalah Pewaris Nabi. Bagaimana
mungkin Ulama dari MUI, NU, dan Muhammadiyyah disebut sebagai PEMBELA
ALIRAN SESAT? Itu sama dengan menganggap Ulama tidak adil. MUI (Majelis
Ulama Indonesia) adalah perwakilan Ulama dari seluruh ormas Islam
terbesar di Indonesia (NU, Muhammadiyyah, DDII, Persis, dsb). NU adalah
ormas Islam terbesar di Indonesia. Muhammadiyyah adalah ormas Islam
terbesar ke2 di Indonesia. Bagaimana mungkin mereka meragukan keadilan
PARA ULAMA tersebut?
Kepada siapa lagi kita bertanya kalau bukan kepada Ulama?
“..Bertanyalah kepada Ulama (Ahli Zikir) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]
Khawarij pertama meragukan keadilan Nabi.
Khawarij berikutnya menganggap Khalifah Ali tidak benar dan
membunuhnya. Khawarij sekarang juga menuduh jumhur Ulama tidak adil
bahkan ada yang membunuhnya juga seperti Syekh Al Buthi dan beberapa
Ulama Aswaja lain di Suriah:
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Seseorang datang kepada Rasulullah saw. di Ji`ranah sepulang dari perang Hunain. Pada pakaian Bilal terdapat perak. Dan Rasulullah saw. mengambilnya untuk diberikan kepada manusia. Orang yang datang itu berkata: Hai Muhammad, berlaku adillah! Beliau bersabda: Celaka engkau! Siapa lagi yang bertindak adil, bila aku tidak adil? Engkau pasti akan rugi, jika aku tidak adil. Umar bin Khathab ra. berkata: Biarkan aku membunuh orang munafik ini, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Aku berlindung kepada Allah dari pembicaraan orang bahwa aku membunuh sahabatku sendiri. Sesungguhnya orang ini dan teman-temannya memang membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. (Shahih Muslim No.1761)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/Seseorang datang kepada Rasulullah saw. di Ji`ranah sepulang dari perang Hunain. Pada pakaian Bilal terdapat perak. Dan Rasulullah saw. mengambilnya untuk diberikan kepada manusia. Orang yang datang itu berkata: Hai Muhammad, berlaku adillah! Beliau bersabda: Celaka engkau! Siapa lagi yang bertindak adil, bila aku tidak adil? Engkau pasti akan rugi, jika aku tidak adil. Umar bin Khathab ra. berkata: Biarkan aku membunuh orang munafik ini, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Aku berlindung kepada Allah dari pembicaraan orang bahwa aku membunuh sahabatku sendiri. Sesungguhnya orang ini dan teman-temannya memang membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. (Shahih Muslim No.1761)
Nasehat terutama buat saya sendiri yang faqir ini:
“Hai orang-orang yang beriman
hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena
Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” [Al Maa-idah:8]
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2009/11/25/cara-islam-menegakkan-hukum-dan-keadilan/
Nabi selalu berlaku adil. Saat ada yang
dituduh, Nabi tak percaya begitu saja pada pelapor. Tapi tabayyun
terhadap yang dituduh. Saat menjadi hakim, Nabi menanyakan masalah ke
semua pihak yang bertikai secara adil. Mendengar dari saksi yang ADIL.
Ada pun orang pembohong/pendusta, tidak boleh jadi saksi.
Bila dua orang yang bersengketa
menghadap kamu, janganlah kamu berbicara sampai kamu mendengarkan
seluruh keterangan dari orang kedua sebagaimana kamu mendengarkan
keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)
Hendaknya kita senantiasa menjadi orang yang senang membuat perdamaian. Karena ISLAM itu seakar dengan kata SALAM / DAMAI.
“Tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang
menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan
perdamaian diantara manusia”. (An-Nisa: 114)
Jangan mengadu-domba manusia agar saling
bunuh dengan berita (baca: Fitnah) yang kita buat. Takutlah pada api
neraka untuk orang yang gemar membuat fitnah dan mengadu domba:
“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)
Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/04/24/nabi-senang-mendamaikan-bukan-mengadu-domba-dan-menghindari-peperangan/Mohon sebarkan ke yang lain…
No comments:
Post a Comment