Di dalam kitab Tafsir Ahkam, Imam Al Qurtubi menguraikan bahwa firman Allah:
فَإِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى
“Maka sesungguhnya kamu tidaklah bisa membuat orang-orang yang mati itu mendengar…. (allah yang membuatnya mendengar)” (QS. Ar-Rum: 52)
adalah berkaitan dengan peristiwa
pertanyaan sahabat Umar bin Khattab saat Rasulullah SAW memanggil tiga
orang pemimpin kafir Quraisy dalam perang Badar yang telah mati beberapa
hari. Saat itu Rasulullah SAW ditanya oleh Umar bin Khattab RA:
يا رسول الله تناديهم بعد ثلاث وهل يسمعون ؟
يقول الله إنك لا تسمع الموتى فقال : والذي نفسي بيده ما أنتم بأسمع منهم
ولكنهم لا يطيقون أن يجيبوا
“Ya
Rasulullah!, apakah engkau memanggil-manggil mereka yang telah
meninggal tiga hari? dan apakah mereka bisa mendengarkan panggilanmu. Bukankah Allah SWT
telah berfirman: 'Maka sesungguhnya kamu tidaklah membuat orang-orang yang mati itu mendengar….?'. Rasulullah SAW
menjawab: ‘Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah
engkau lebih mendengar melebihi pendengaran mereka, hanya saja mereka tidak mampu menjawab’.”(HR. Muslim dari Imam Anas RA).
Menurut hadits Shohihain (Bukhari Muslim)
dari sanad yang berbeda-beda, Rasulullah SAW pernah berbicara kepada
orang-orang kafir yang tewas dalam perang Badar saat mereka dibuang di
sumur Qulaib kemudian Rasulullah SAW berdiri dan memanggil nama-nama
mereka: “Ya Fulan bin Fulan 2x) : “Apakah engkau telah mendapatkan
janji dari Tuhanmu dengan benar, sedangkan saya telah mendapatkan janji
yang benar pula dari Tuhanku.”
Menurut Ibnu Katsir dalam Kitab Tafsirnya,
bahwa yang dipanggil oleh Rasulullah SAW itu adalah: Abu Jahal bin
Hisyam, Utbah bin Robi’ah dan Syaibah bin Robi’ah. Ketiganya itu adalah
tokoh kafir Quraisy. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Anas bin Malik.
Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa orang
yang mati apabila sudah dikuburkan dan orang yang menguburkan itu
kembali pulang, maka dia (ahli kubur) itu mampu mendengar gesekan suara
sandal. Menurut Imam Al-Qurtubi, orang yang sudah meninggal itu bukan
berarti mereka tidak lenyap sama sekali juga tidak pula rusak hubungan
dengan orang yang masih hidup. Tetapi yang meninggal itu hanya terputus
hubungan antara ruh dan badan dan hanya berpindah dari alam dunia ke
alam kubur.
(Tafsir Ahkam Juz 7: hal 326).
(Tafsir Ahkam Juz 7: hal 326).
Dengan demikian apakah orang yang
meninggal itu bisa mendengar orang yang masih hidup saat memberi salam
atau lainya? Cukup jelas keterangan ayat dan hadits pada peristiwa dia
atas. Untuk lebih jelasnya lagi, kita bisa membuka Kitab Ar Ruh karangan
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah (Juz I halaman 5). Murid kesayangan Ibnu
Taimiyah ini mengatakan bahwa, pada halaman itu tertulis riwayat Ibnu
Abdil Bar yang menyandarkan kepada ketetapan Sabda Rasulullah SAW:
ما من مسلم يمر على قبر أخيه كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا رد الله عليه روحه حتى يرد عليه السلام
“Orang-orang
muslim yang melewati kuburan saudaranya yang dikenal saat hidupnya
kemudian mengucapkan salam, maka Allah mengembalikan ruh saudaranya yang
meninggal itu untuk menjawab salam temanya.”
Bahkan menurut Ulama Salaf mereka telah
ijma’ (sepakat) bahwa masalah orang yang mati itu mampu mengenal
orang-orang yang masih hidup pada saat berziarah, bahkan para ahli kubur
mersasa gembira atas dengan kedatangan para peziarah. Hal ini, menurut
Ibnu Qoyyim, merupakan riwayat atsar yang mutawatir.
Selengkapnya kata-kata Ibnu Qoyyim itu adalah sebagai berikut:
والسلف مجمعون على هذاوقد تواترت الآثار عنهم بأن الميت يعرف زيارة الحي له ويستبشر به
Ibnu Qoyyim mengutip ungkapan Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abid bin Abidun-ya dalam kitab Kubur pada bab ma’rifatul mauta biziyaratil ahya’ yang menyebukan hadits sebagai berikut ini:
عن
عائشة رضى الله تعالى عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما
من رجل يزور قبر أخيه ويجلس عنده إلا استأنس به ورد عليه حتى يقوم
Dari Aisyah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Siapa
saja yang berziarah ke kuburan saudaranya, kemudian duduk di sisi
kuburnya maka menjadi tenanglah si mayit, dan Allah akan mengembalikan
ruh saudaranya yang meninggal itu untuk menemaninya sampai selesai
berziarah.”
Orang
yang meninggal dunia, akan menjawab salam baik yang dikenal maupun yang
tidak dikenalnya sebagaimana dalam sebuah riwayat hadits berikut:
عن أبى هريرة رضى الله تعالى عنه قال إذا
مرالرجل بقبر أخيه يعرفه فسلم عليه رد عليه السلام وعرفه وإذا مر بقبر لا
يعرفه فسلمعليه رد عليه السلام
Dari
Abi Hurairah ra, Rasulullahsaw bersabda: “Apabila orang yang lewat
kuburan saudaranya kemudian memberi salam, maka akan dibalas salam itu,
dan dia mengenal siapa yang menyalami. Demikian juga mereka (para
mayyit) akan menjawab salamnya orang-orang yang tidak kenal.”
Satu
ketika, Seorang lelaki dari Keluarga ‘Ashim Al Jahdari bercerita bahwa
dia melihat Ashim al Jahdari dalam mimpinya setelah beliau meninggal dua
tahun. Lalu lelaki itu bertanya: “Bukankah Anda sudah meninggal?”
“Betul!” “Lalu dimana sekarang?” “Demi Allah, saya ada didalam taman
Surga. Saya juga bersama sahabat-sahabatku berkumpul setiap malamJum’at
hingga pagi harinya di tempat (kuburan) Bakar bin Abdullah al Muzanni.
Kemudian kami saling bercerita.” “Apakah yang bertemu itu jasadnya saja
atau ruhnya saja?” “Kalau jasad kami sudah hancur, jadi kami berkumpul
dalam ruh” “Apakah Anda sekalian mengenal kalau kami itu berziarah
kepada kalian?” “Benar!, kami mengetahui setiap sore Jum’at dan hari
Sabtu hingga terbit matahari” “Kalau hari lainnya?” “Itulah fadilahnya
hari Jum’at dan kemuliannya”
Cerita itu menurut Ibnu Qoyim bersumber
dari Muhammad bin Husein dari Yahya bin Bustom Al Ashghor dari
Masma’dari Laki-laki keluarga Asyim Al Jahdari. Bahkan bukan sore Jum’at
dan hari Sabtu saja, menurut riwayat Muhammad bin Husein dari Bakar bin
Muhammaddari Hasan Al Qoshob berkata bahwa orang-orang yang sudah
meninggal mampu mengetahui para peziarah pada hari dua hari yang
mengiringi Jum’at yaitu Kamis dan Sabtu.
Ucapaan salam yang disampaikan saat
melewati makbaroh atau berziarah biasanya seperti yang banyak ditulis
dalam kitab hadits yang sangat banyak adalah dengan ungkapan:
السلام عليكم دار قوم مؤمنين وإنا ان شاء الله تعالى بكم لاحقون
“Semoga keselamatan atas kamu wahai kaum mu’minin yang ada di alam kubur, Insya Allah kami akan menyusul.”
Wallahu Alam …..
Sumber: http://www.facebook.com
No comments:
Post a Comment