Kecolongan, Muhammadiyah Waspadai Gerakan Salafi Wahabi Yang Merebut Masjid-Masjid Muhammadiyah

Bertempat di Aula PWM Kalsel Lt. 1, Majelis Tarjih dan Tajdid PW. Muhammadiyah Kalimantan Selatan pada Sabtu (16/6) bersama-sama seluruh pakar tarjih se Kalimantan Selatan secara intens mengkaji persoalan keumatan. Salah satunya adalah maraknya gerakan salafi di masjid Muhammadiyah yang makin meresahkan warga Muhammadiyah. 

Berdasarkan laporan PD. Muhammadiyah persoalan tersebut semakin menggejala hampir di seluruh masjid Muhammadiyah se Kalimantan Selatan. “Perseteruan” antara Muhammadiyah dengan salafi tersebut, pada awalnya hanya persoalan berbeda pendapat saja, tapi belakangan hal tersebut merembet sampai menyalahkan dan menganggap pendapat yang dipahami Muhammadiyah adalah salah. Lebih dari pada itu, persoalan yang cukup krusial, adanya upaya “pengambilalihan” masjid/mushalla Muhammadiyah yang dijadikan lahan untuk mengembangkan paham salafi.

Menanggapi hal tersebut, peserta pengajian merekomendasikan agar pimpinan wilayah secara tegas membuat surat edaran kepada seluruh pengelola masjid/mushalla Muhammadiyah untuk selektif dalam memilih khatib/penceramah dalam pengajiannya. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa
penceramah di luar Muhammadiyah ketika berceramah di lingkungan Muhammadiyah justru mematahkan atau bahkan mengobok-obok paham yang diyakini Muhammadiyah. Masih menurut peserta pengajian, ketegasan pimpinan sangat diperlukan demi menjaga kestabilan umat di akar rumput, sehingga tidak mengalami kebimbangan atau keraguan dalam beribadah.
Pengajian perdana yang digagas majelis tarjih dan tajdid tersebut juga membicarakan berbagai hal dalam ibadah yang selama ini diperselisihkan antara Muhammadiyah dan salafi. Para peserta pengajian mengharapkan agar pimpinan wilayah bisa membuat pedoman yang dapat dijadikan sandaran dalam beribadah bagi warga persyarikatan di tingkat bawah. 

sumber berita: muhammadiyah.or.id

2 comments:

  1. org muhammadiyah di akar rumput kurang memahami bahwa kelompok itu membawa faham idiologi bukan fiqih saja, sehingga mereka banyak terjebak kpd kelompok tertentu yg fiqiyahnya sama, seperti sama2 tdk talafudz niyyat, tdk qunut shubuh dll. Sehingga, dalam pergaulan n sharing org muhammadiyah lebih suka kpd kelompok2 tsb dari pd dg NU misalnya. Padahal faham idiologi NU banyak kesamaanya dari pd bedanya. Kpd Persis saja org2 muhammadiyah dibawah mengilustrasikan sbg sdr kandung tetapi ke NU sdr tiri padahal menurut saya terbalik. Tolong kpd para pendakwah di Muhammadiyah hrs mampu menjelaskan dg tepat agar Muhammadiyah tdk kecolongan utk ke beberapa kali. Ingat kasus kecolongan Muhammadiyah oleh PKS, secara sporadis juga di beberapa daerah Muhammadiyah sering kecolongan oleh Persis, HTI, Jamus (Jamaah Muslimun)dan kelompok2 khilafah.Belum pernah ada kasus Muhammadiyah kecolongan oleh NU. Mohon menjadi bahan renungan para petinggi Muhammadiyah

    ReplyDelete
  2. lama lama bisa seperti LDII,bukankah bagus jika ada yg mau memakmurkan masjid.Apanya yg kecolongan dibeberapa daerah masjid itu sepi kita kan dari dahulu sudah ditanamkan amar makruf nahi munkar kalau sekiranya pemahaman mereka ada yg tidak sesuai dengan qur'an dan sunah ya tinggalkan.

    ReplyDelete