REPUBLIKA.CO.ID, Seorang ilmuwan Amerika Serikat, Noam Chomsky
menegaskan, AS bisa dianggap sebagai negara teroris terkemuka jika
hukum internasional diberlakukan.
"Saya telah mempelajari definisi-definisi resmi terorisme, semuanya sangat baik. Saya memfokuskan pada definisi yang diberikan oleh hukum AS dan Inggris, sebuah definisi yang baik tetapi memiliki cacat. Jika Anda menerapkan hukum itu, ternyata AS merupakan salah satu negara teroris terkemuka di dunia," kata Chomsky kepada Press TV yang dikutip laman Irib, Selasa (29/1).
Menurut Chomsky, ia telah meramalkan perang yang disebut melawan terorisme oleh AS ketika Ronald Reagan menjadi presiden pada 1980.
"Saya menulis tentang terorisme sejak tahun 1981, sejak Ronald Reagan menjadi presiden dan mengumumkan bahwa perang melawan terorisme akan menjadi fokus dari kebijakan luar negeri AS," ujar Chomsky.
Dia sempat mempertanyakan legalitas invasi yang dipimpinan AS ke Irak pada 2003. "AS dan Inggris berusaha untuk memberikan semacam justifikasi untuk invasi itu. Pembenaran itu – seperti yang Anda tahu – bahwa Saddam Hussein belum menghentikan program senjata pemusnah massal."
AS menyerang Irak pada 2003 dan menggulingkan Saddam dengan dalih memiliki senjata pemusnah massal. Namun, senjata berbahaya itu tidak pernah ditemukan di Irak.
"Saya telah mempelajari definisi-definisi resmi terorisme, semuanya sangat baik. Saya memfokuskan pada definisi yang diberikan oleh hukum AS dan Inggris, sebuah definisi yang baik tetapi memiliki cacat. Jika Anda menerapkan hukum itu, ternyata AS merupakan salah satu negara teroris terkemuka di dunia," kata Chomsky kepada Press TV yang dikutip laman Irib, Selasa (29/1).
Menurut Chomsky, ia telah meramalkan perang yang disebut melawan terorisme oleh AS ketika Ronald Reagan menjadi presiden pada 1980.
"Saya menulis tentang terorisme sejak tahun 1981, sejak Ronald Reagan menjadi presiden dan mengumumkan bahwa perang melawan terorisme akan menjadi fokus dari kebijakan luar negeri AS," ujar Chomsky.
Dia sempat mempertanyakan legalitas invasi yang dipimpinan AS ke Irak pada 2003. "AS dan Inggris berusaha untuk memberikan semacam justifikasi untuk invasi itu. Pembenaran itu – seperti yang Anda tahu – bahwa Saddam Hussein belum menghentikan program senjata pemusnah massal."
AS menyerang Irak pada 2003 dan menggulingkan Saddam dengan dalih memiliki senjata pemusnah massal. Namun, senjata berbahaya itu tidak pernah ditemukan di Irak.
Redaktur: Heri Ruslan
Rabu, 30 Januari 2013, 08:43 WIB
No comments:
Post a Comment