Mosleminfo, Kairo—
Pasca lengsernya mantan presiden Mesir Mohamed Morsi, peran Al-Azhar
kembali diaktifkan. Selama pemerintahan Morsi para ulama Al-Azhar
dimandulkan, sehingga sektor-sektor keagamaan yang selama ini selalu di
bawah kontrol Al-Azhar, dikendalikan oleh kalangan Ikhwanul Muslimin dan
Salafi. Demi merealisasikan Islam yang moderat di Mesir, Kementerian
Agama Mesir secara cermat akan melakukan pemilihan para imam di
masjid-masjid Mesir. Kemenag tidak akan memberi izin para imam yang
tidak berafiliasi kepada Al-Azhar yang merupakan simbol dan institusi
agama Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderat di dalam Islam.
Dr.
Mohamed Mokhtar Gomah, Menteri Agama Mesir, telah mengumumkan
pencabutan lisensi lebih dari 55.000 imam yang digaji oleh Kementerian.
Lisensi para imam akan dianggap kadaluarsa jika tidak diperbarui dua
bulan sejak tanggal penerimaannya. Menag juga mengumumkan larangan untuk
shalat Jumat melainkan di masjid agung. Shalat Jumat dilarang untuk
dilaksanakan di masjid-masjid kecil.
“Masjid yang
ukurannya kurang dari 80 meter tidak boleh digunakan untuk menunaikan
shalat Jumat, kecuali setelah mendapatkan lisensi resmi dari perwakilan
Kementerian,” tegas Gomah.
“Pembaruan lisensi dilakukan
dengan cara mengajukan permohonan pembaruan dengan menyerahkan lisensi
asli sebelumnya dan fotokopi ijazah Al-Azhar atau sekolahan Islam yang
berada di bawah naungan Kementerian Agama yang jumlahnya mencapai 19
sekolahan,” tambah Gomah dalam jumpa pers hari Senin (9/9) kemarin
sebagaimana dilansir oleh harian masyriyoum.
Gomah juga
menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengakui ijazah sekolahan yang
tidak patuh kepada Kementerian dalam pemilihan kepala sekolah dan
guru-gurunya, serta tidak mau menggunakan kurikulum Kementerian dan
buku-buku yang diterbitkannya.
Redaktur: Abdullah @http://www.mosleminfo.com/
No comments:
Post a Comment