Ketika
Habib Mundzir mengatakan bahwa beliau tadi malam mimpi bertemu
Rasulullah shallahu ‘alaihiwa sallam dan Nabi berkata kepada beliau
“Jangan engkau katakan kepada tamu-tamuku itu ucapan-ucapan yang
menyakiti perasaan mereka. Katakan ucapan yang lembut. Jangan engkau
katakan sambil marah-marah didepan orang-orang yang hadir maulid, karena
itu tamu-tamuku ! katakanlah pada mereka bahwa Muhammad mencintai
mereka ! katakan Muhammad rindu pada mereka! katakan Muhammad menyayangi
mereka !itu ucapan yang patut kau ucapkan di Maulid NabiMuhammad !"
Beliau mengucapkan itu di kediaman Habib Taufiq bin Abdul Qadir as-Seggaf Pasuruan, kira-kira di tahun 2000/2001, saat itu saya masih nyantri di sana dan kebetulan saya mendengar langsung ucapan beliau karena saya duduk tepat di hadapan beliau. Hati saya ketika itu merasakan kebahagian yang sangat luar biasa mendapat kabar gembira dari Nabi melalui mimpi habib Mundzir al-Musawa.
Oleh sebagian kaum sufahaa (lemah akalnya/wahhabi-salafi) cerita
ini dianggapnya khurafat dan dusta. Saya tak akan berpanjang lebar untuk
menjelaskannya secara ilmiyyah berdasarkan al-Quran dan Hadits, namun
saya langsung akan menampilkan bukti dari imam besar ahli tafsir, yang
shaleh, zuhud dan wira’i, yang menjadi rujukan para ulama besar Ahlus
sunnah, yaitu imam al-Qurthubi (578-656 H). Beliau dalam salah satu
kitabnya BERSUMPAH pernah berjumpa kepada Nabi
shallahu‘alaihi wa sallam secara sadar (bukan tidur) yang sebelumnya
beliau mimpi terlebih dahulu. Berikut redaksinya dari kitab al-Mufhim
karya beliau :
“ Sungguh hal ini (mimpi lalu menjadi kenyataan) SERING
terjadi padaku beberapa kali, di antaranya : Ketika aku sampai ke Tunis,
bermaksud untuk berangkat haji, aku mendengar kabar buruk tentang
negeri Mesir dari musuhnya yang telah menguasai Dimyath. Maka aku
rencanakan untuk menetap sementara di Tunis hingga sampai selesai dari
urusan musuh. Kemudian aku bermimpi berada di masjid Nabi dan aku duduk
di sisi Mimbarnya. Dan beberapa orang memberi salam kepada Nabi shallahu
‘alaihiwa sallam. Tiba-tiba seseorang mendatangiku dan menegorku “
Berdirilah dan ucapkan salam kepada Nabi “. Maka buru-buru aku ucapkan
salam kepada Nabi dan aku terbangun dari tidurku dan lisanku masih
mengucapkan salam kepada Nabi. Maka Allah memberikan kemudahan kepadaku
dan hilanglah rasa takutku terhadap musuh di luar sana. Kemudian aku
bersafar (pergi) hingga sampai di Iskandariyyah dengan perjalanan selama
kurang lebih 30 hari dalam keadaan selamat. Dan aku mendapati
Iskandariyyah dan kota-kota Mesir dalam keadaan mencekam, susah dan
banyak musibah. Aku menetap di sana sepuluh hari dan Allah telah
memecahkan pasukan musuh dan menetapkan kota aku temapti dengan tanpa
gangguan sedikit pun dari musuh dengan kelembutan Allah yang Maha
Pengasih dari Dzat yang Maha Pengasih. Kemudian Allah menyempurnakan
kebaikan-Nya kepadaku dengan mentaqdirkanku sampai ke makam Nabi
shallahu ‘alaihi wa sallam dan masjidnya setelah melakukan haji, DAN
SUNGGUH DEMI ALLAH, AKU MELIHAT NABI DALAM KEADAAN SADAR PERSIS
KEADANNYA SEBAGAIMANA AKU MELIHATNYA DALAM MIMPIKU TANPA ADA TAMBAHAN
DAN PENGURANGAN SEDIKIT PUN “.
(AL-Mufhim lima asykala min talkhish kitabMuslim, juz 5 hal. 24-25, cetakan Dar Ibn Katisr dan Dar al-Kalim ath-Thayyib,Beirut)
Sungguh benar sabdaNabi shallahu ‘alaihi wa sallam :
من رآني في المنام فسيراني في اليقظة ولا يتمثل الشيطان بي
” Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka dia akan melihatku di waktu terjaga, dan syaithan tak bisa menyerupaiku ” (HR. Bukhari no: 6993)
Masihkah kaum Sufahaa ul Ahlaam (wahhabi-salafi) memungkiri kisah
di atas dan mengatakan imam Qurthubi telah berdusta ??? sungguh mereka
tidak menyadari telah mendustakan hadits Nabi shallahu 'alaihi wa sallam
tersebut, naudzu billahi min dzaalik…
Ibnu Abdillah Al-Katibiy
Kota Santri, 13-05-2013
No comments:
Post a Comment