Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab adalah Imamnya para Teroris, Alqaidah, Jama'ah Islamiyah, Thaliban, Hizbuttahrir, PKS, dan varian wahabi lainnya, si imam ini sangat kontroversial.
Ada yang menyukai. Ada juga yang membencinya.
Pengikutnya, kelompok Muwahhidun atau sekarang menamakan dirinya
Salafi (oleh lawannya disebut Wahabi), Muhammad bin Abdul Wahhab
disebut sebagai Pejuang Tauhid yang memurnikan Islam. Namun oleh
lawannya, Muhammad bin Abdul Wahhab disebut sebagai sosok yang
ekstrim.
Syekh
Muhammad Bin Abdul Wahhab dilahirkan pada tahun 1115 H (1701 M) di
kampung 'Uyainah (Najd), lebih kurang 70 km arah barat laut kota
Riyadh, ibukota Arab Saudi sekarang.
Beliau
meninggal dunia pada 29 Syawal 1206 H (1793 M) dalam usia 92 tahun,
setelah mengabdikan diri selama lebih 46 tahun dalam memangku jabatan
sebagai menteri penerangan Kerajaan Arab Saudi .
Nama
lengkapnya: Syeikh al-Islam al-Imam Muhammad bin 'Abdul Wahab bin
Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin
Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali an-Najdi. Syekh Abdul
Wahab tergolong Banu Siman, dari Tamim. Pendidikannya dimulai di
Madinah yakni berguru pada ustadz Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad Hayat
al-Sind. Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah pendiri kelompok
Wahabi yang mazhab fikihnya dijadikan mazhab resmi kerajaan Saudi
Arabia, hingga saat ini.
Di situs Arrahmah disebut:
Gerakan al-Muwahhidun atau
yang kini sering disebut sebagai gerakan "wahabi" ini menjadi ancaman
bagi kekuasaan Inggris di daerah perbatasan dan Punjab sampai 1871.
Ketika itu pemerintah Inggris bersekongkol untuk mengeluarkan 'fatwa'
guna memfitnah kaum Wahhabi sebagai orang-orang kafir.
Sebetulnya
jika kita teliti sejarah, justru Muhammad Bin Abdul Wahhab bersama
dengan Ibnu Saud dibantu dengan dana dan senjata oleh Pemerintah Inggris
guna melawan Kekhalifahan Islam Turki Usmani. Foto bareng Muhammad
Bin Abdul Wahhab dengan Ibnu Saud dan juga Jenderal Inggris, Sir Percy
Cox, merupakan satu bukti.
Tidak
ada catatan sejarah yang menuliskan Muhammad bin Abdul Wahhab dengan
Ibnu Saud atau Arab Saudi berperang melawan Inggris. Semua melawan
ummat Islam seperti pasukan Pemerintah Khalifah Turki Usmani.
Sebaliknya,
banyak sekali tulisan atau pun foto-foto yang mengungkap kerjasama
Muhammad bin Abdul Wahhab dengan Ibnu Saud bekerjasama dengan Inggris.
Muhammad bin Abdul Wahhab pendiri aliran Muwahhidun atau Salafi (Wahabi)
Dari
situs Isnet yang pro Wahabi disebut bagaimana Muhammad bin Abdul Wahhab
berdakwah dengan pedang atau perang sebagaimana Nabi Muhammad SAW.
Namun jika Nabi Muhammad SAW itu memerangi orang-orang kafir bersama
orang-orang yang beriman, Muhammad bin Abdul Wahhab justru memerangi
ummat Islam yang dia tuduh sebagai Musyrik atau Kafir dengan bantuan
persenjataan Inggris seperti senapan dan peluru:
Demikianlah
perjuangan Tuan Syeikh yang berawal dengan lisan, lalu dengan pena
dan seterusnya dengan senjata, telah didukung sepenuhnya oleh Amir
Muhammad bin Saud, penguasa Dar'iyah.
Beliau
memulakan jihadnya dengan pedang pada tahun 1158 H. Sebagaimana kita
ketahui bahwa seorang da'i ilallah, apabila tidak didukung oleh
kekuatan yang mantap, pasti dakwahnya akan surut, meskipun pada tahap
pertama mengalami kemajuan. Namun pada akhirnya orang akan jemu dan
secara beransur-ansur dakwah itu akan ditinggalkan oleh para
pendukungnya.
Oleh
kerana itu, maka kekuatan yang paling ampuh untuk mempertahankan dakwah
dan pendukungnya, tidak lain harus didukung oleh senjata. Kerana
masyarakat yang dijadikan sebagai objek daripada dakwah kadangkala
tidak mampan dengan lisan maupun tulisan, akan tetapi mereka harus
diiring dengan senjata, maka waktu itulah perlunya memainkan peranan
senjata. Alangkah benarnya firman Allah SWT [Al Hadiid}:
Namun
semua itu tidak mungkin berjalan dengan lancar dan stabil tanpa
ditunjang oleh kekuatan besi (senjata) yang menurut keterangan
al-Qur'an al-Hadid fihi basun syadid iaitu, besi waja yang mempunyai
kekuatan dahsyat. Iaitu berupa senjata tajam, senjata api, peluru,
senapang, meriam, kapal perang, nuklear dan lain-lain lagi, yang
pembuatannya mesti menggunakan unsur besi.
Sungguh
besi itu amat besar manfaatnya bagi kepentingan umat manusia yang
mana al-Qur'an menta'birkan dengan Wama nafiu linasi iaitu dan banyak
manfaatnya bagi umat manusia. Apatah lagi jika dipergunakan bagi
kepentingan dakwah dan menegakkan keadilan dan kebenaran seperti yang
telah dimanfaatkan oleh Tuan Syeikh Muhammad bin 'Abdul Wahab semasa
gerakan tauhidnya tiga abad yang lalu.
Orang
yang mempunyai akal yang sihat dan fikiran yang bersih akan mudah
menerima ajaran-ajaran agama, sama ada yang dibawa oleh Nabi, maupun
oleh para ulama. Akan tetapi bagi orang zalim dan suka melakukan
kejahatan, yang diperhambakan oleh hawa nafsunya, mereka tidak akan
tunduk dan tidak akan mau menerimanya, melainkan jika mereka diiring
dengan senjata.
Demikianlah
Tuan Syeikh Muhammad bin 'Abdul Wahab dalam dakwah dan jihadnya telah
memanfaatkan lisan, pena serta pedangnya seperti yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW sendiri, di waktu baginda mengajak kaum Quraisy kepada
agama Islam pada waktu dahulu.
Arab
Saudi bukanlah negara pembuat/industri senjata. Oleh karena itu senjata
canggih mereka dapatkan dari sekutunya, Inggris, guna melawan Turki.
Sama
sekali tidak ada peperangan melawan Inggris. Yang ada adalah peperangan
dengan ummat Islam dari Thaif, Mekkah, dan Madinah. Berikutnya dengan
Turki dan Mesir:
Berangkatlah
Imam Saud bin 'Abdul 'Aziz menuju tanah Haram Mekah dan Madinah
(Haramain) yang dikenal juga dengan nama tanah Hijaz.
Mula-mula
beliau bersama pasukannya berjaya menawan Ta'if. Penaklukan Ta'if
tidak begitu banyak mengalami kesukaran kerana sebelumnya Imam Saud
bin 'Abdul 'Aziz telah mengirimkan Amir Uthman bin 'Abdurrahman
al-Mudhayifi dengan membawa pasukannya dalam jumlah yang besar untuk
mengepung Ta'if. Pasukan ini terdiri dari orang-orang Najd dan daerah
sekitarnya. Oleh kerana itu Ibnu 'Abdul 'Aziz tidak mengalami banyak
kerugian dalam penaklukan negeri Ta'if, sehingga dalam waktu singkat
negeri Ta'if menyerah dan jatuh ke tangan Wahabi.
Di
Ta'if, pasukan muwahidin membongkar beberapa maqam yang di atasnya
didirikan masjid, di antara maqam yang dibongkar adalah maqam Ibnu
Abbas r.a. Masyarakat tempatan menjadikan maqam ini sebagai tempat
ibadah, dan meminta syafaat serta berkat daripadanya.
Dari
Ta'if pasukan Imam Saud bergerak menuju Hijaz dan mengepung kota Mekah.
Manakala gabenor Mekah mengetahui hal ehwal pengepungan tersebut
(waktu itu Mekah di bawah pimpinan Syarif Husin), maka hanya ada dua
pilihan baginya, menyerah kepada pasukan Wahabi atau melarikan diri ke
negeri lain. Ia memilih pilihan kedua, iaitu melarikan diri ke
Jeddah. Kemudian, pasukan Saud segera masuk ke kota Mekah untuk
kemudian menguasainya tanpa perlawanan sedikit pun.
Tepat pada waktu fajar, Muharram 1218 H, kota suci Mekah sudah berada di bawah kekuasaan muwahidin sepenuhnya.
Lihat
bagaimana para "Muwahhidun" atau Salafi memerangi ummat Islam
sehingga jatuh banyak korban di kalangan ummat Islam. Pemerintah
Kekhalifahan Islam Turki pun lemah sehingga bisa dikalahkan Inggris:
Setelah
lapan tahun wilayah ini berada di bawah kekuasaan Imam Saud,
pemerintah Mesir bersama sekutunya Turki, mengirimkan pasukannya untuk
membebaskan tanah Hijaz, terutama Mekah dan Madinah dari tangan
muwahidin sekaligus hendak mengusir mereka keluar dari daerah
tersebut.
Adapun
sebab campurtangan pemerintah Mesir dan Turki itu adalah seperti yang
telah dikemukakan pada bahagian yang lalu, iaitu kerana pergerakan
muwahidin mendapat banyak tentangan dari pihak musuh-musuhnya, sama
ada ianya dari pihak dalam Islam sendiri ataupun dari luarnya, yang
mana tujuan mereka sama iaitu untuk memulau dan memadamkan api gerakan
dakwah salafiyyah. Oleh kerana musuh-musuh gerakan salafiyyah tidak
mempunyai kekuatan yang memadai untuk menentang pergerakan Wahabiyah,
maka mereka menghasut pemerintah Mesir dan Turki dengan menggunakan
nama agama, seperti yang telah diterangkan pada bahagian yang lalu.
Maka menyerbulah pasukan Mesir dan Turki ke negeri Hijaz untuk
membebaskan kedua-dua kota suci Mekah dan Madinah dari cengkaman kaum
muwahiddin, sehingga terjadilah peperangan di antara Mesir bersama
sekutunya Turki di satu pihak menentang pasukan muwahidin dari Najd
dan Hijaz di pihak lain. Peperangan ini telah berlangsung selama tujuh
tahun, iaitu dari tahun 1226 hingga 1234 H.
Dalam
masa perang tujuh tahun itu tidak sedikit kerugian yang dialami oleh
kedua belah pihak, terutama dari pihak pasukan Najd dan Hijaz, selain
kerugian harta benda, tidak sedikit pula kerugian nyawa dan tubuh manusia
Dari
tulisan di website Isnet yang pro Wahabi kita paham bahwa dengan dalih
membersihkan Islam dari kemusyrikan dan kekafiran, Wahabi menyerang
ummat Islam di Thaif, Mekkah, Madinah, dsb. Banyak ummat Islam yang
jadi korban. Ada satu pertanyaan, jika ummat Islam di Mekkah dan
Madinah disebut Musyrik dan Kafir, di mana ummat Islam yang lurus?
Bagaimana
ummat Islam diperangi dan dibunuh sementara kaum kafir Inggris justru
aman dari tangan mereka? Sejalankan tindakan kaum Salafi dengan
firman Allah di bawah?
"Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka.." [Al Fath 29]
"..kaum
yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap
lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir.." [Al Maa-idah 54]
No comments:
Post a Comment