Mayoritas ulama dari golongan Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah telah men-sunnah-kan meng-Adzani bayi yang baru lahir di telinganya yang kanan, dan meng-Iqomatinya di telinganya yang kiri, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Imam an-Nawawi (631 – 676 H) rahimahulloh di dalam kitab al-Adzkar sebagai berikut :
روينا
في سنن أبي داود والترمذي وغيرهما عن أبي رافع رضي الله عنه مولى رسول
الله صلى الله عليه وسلم قال : ” رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أذن في
أذن الحسين بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة رضي الله عنهم “. قال الترمذي
: حديث حسن صحيح
Kami telah meriwayatkan di dalam Kitab
Sunan Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan selain keduanya dari Abu Rafi’
rodhiyallohu ‘anhu maulanya Rasululloh SAW, beliau berkata : “Saya
telah melihat Rasululloh SAW meng-adzani di telinganya
Hasan bin Ali tatkala Fathimah baru saja melahirkannya dengan adzan
sholat semoga Alloh meridhoi mereka semua”. Imam at-Tirmidzi berkata : Ini adalah hadits yang hasan lagi shohih. (Al-Adzkar, hal : 298).
قال
جماعة من أصحابنا : يستحب أن يؤذن في أذنه اليمنى ويقيم الصلاة في أذنه
اليسرى. وقد روينا في كتاب ابن السني عن الحسين بن علي رضي الله عنهما قال :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” من ولد له مولود فأذن في أذنه
اليمنى ، وأقام في أذنه اليسرى لم تضره أم الصبيان
Sekumpulan dari sahabat-sahabat kami berkata : DISUNNAHKAN bila seseorang meng-Adzani bayi di telinganya yang kanan, dan meng-Iqomatinya di telinganya yang kiri.
Dan sungguh kami telah meriwayatkan di dalam kitab Ibnu as-Sunniy dari
Hasan bin Ali rodhiyallohu ‘anhumaa berkata : Rasululloh SAW bersabda :
“Barangsiapa yang dilahirkan baginya seorang anak, kemudian dia
meng-adzaninya di telinganya yang kanan dan meng-iqomatinya di
telinganya yang kiri, maka Jin Ummu Shibyan tidak akan dapat
membahayakannya”. (Al-Adzkar, hal : 299).
Kiranya telah jelas bahwa meng-adzani bayi yang baru lahir itu Sunnah hukumnya,
karena Imam at-Tirmidzi sendiri telah menshohihkan hadits tersebut,
dan juga telah didukung oleh hadits-hadits yang lainnya. Dan ini-lah
yang telah diamalkan oleh para ulama salafus-sholih, dan jangan tertipu
oleh orang-orang bodoh di akhir zaman yang mengatakan bahwa amalan ini
adalah bid’ah. Wallohul Musta’aan.
Seorang Muslim Yang Belajar Islam Langsung Dari Al-Qur'an Dan Hadits Pastilah Seorang Ahli Bid'ah Sayyi'ah. Sebab Rasulullah Telah Berwasiat untuk Berpegang Teguh Pada Alqur-an dan As-Sunnah Dengan Mengikuti Pemahaman Para Sahabat, Tabi'in, Tabi'ittabi'in. Bukan Pemahaman Diri Sendiri. Dan Beruntunglah Yang Bermadzhab Hanafi, Maliki, dan Syafi'i Yang Merupakan Imam Dari Kalangan Tabi'in dan Tabi'ittabi'in
No comments:
Post a Comment